Nuri-macan Sederhana

Sumber gambar: John Gould@www.oiseaux.net

Modest Tiger Parrot
Psittacella modesta Schlegel, 1873

Deskripsi:
15 cm. Berwarna zaitun dan hijau, berukuran kecil dengan bulu ekor bawah merah. Kepala dan punggung, bagian tepi bulunya berlekuk-lekuk gelap samar. Jantan berkepala coklat bersambung dengan hijau pada dada di bagian bawah lipatan sayap. Kerah leher bagian belakang kuning (tidak terdapat pada burung-burung dari Daerah Kepala Burung). Betina seperti jantan tetapi berpalang hitam dan bagian bawah berulas kemerahan, kerah kuning tidak ada.
Perilaku:
Tidak mencolok. Biasa ditemui di lapisan tengah hutan, berjalan perlahan-lahan atau melompat-lompat di sepanjang dahan pohon. Duduk dengan pasif, dan jarang terbang. Menghuni hutan dan tepi hutan, memakan biji-bijian dan buah-buahan kecil, menghuni daerah yang lebih tinggi daripada Nuri-macan Madarasz dimana kedua jenis terebut sama-sama terdapat di Jajaran Pegunungan Tengah.
Persebaran:
Pegunungan Papua bagian barat dan bagian tengah, dari Daerah Kepala Burung ke timur sampai G. Hagen, Dataran Tinggi Tengah, pada ketinggian 1700-2800 m.

Labels: ,

Nuri-macan Madarasz

Sumber foto: Ashley Banwell @worldbirders.com

Madarasz’s Tiger Parrot
Psittacella madaraszi A.B. Meyer, 1886

Deskripsi:
15 cm. Nuri yang pendiam, tidak mencolok, berwarna hijau dengan bulu ekor bawah merah. Jantan berkepala coklat bersambung hijau di dada pada lipatan sayap. Betina seluruhnya hijau dengan palang hitam tipis dari mahkota sampai tunggir, tengkuk berulas jingga, dahi berulas biru. Tubuh bagian bawah tidak berpalang.
Perilaku:
Beristirahat dengan pasangan di hutan bagian dalam, mengeluarkan suara panggilan petang hari.
Suara:
Suara panggilan yang menyayat, lembut, mudah terabaikan dan semakin meninggi, mengingatkan pada suara panggilan Psittacella lainnya, tetapi dengan mudah dapat dibedakan: ”huwee hee” atau ”whreen? Whriin?” atau ”ee o ee” yang tinggi.
Persebaran:
Pegunungan di Semenanjung Huon dan Jajaran Pegunungan Tengah, pada ketinggian 1200-2500 m (jarang dekat permukaan laut di perbukitan pada jurang bagian selatan).

Labels: ,

Nuri Tanau

Sumber foto: John Wright@Oriental Bird Images

Blue-rumped Parrot
Psittinus cyanurus (Forster, 1795)

Deskripsi:

Berukuran agak kecil (18 cm), berwarna hijau dengan ekor membulat. Jantan: kepala biru yang jelas, punggung kehitaman, bercak merah di pundak, punggung bagian bawah dan tungir biru, paruh merah. Betina: kepala coklat, punggung tidak begitu biru, paruh coklat. Ketika terbang sayap bagian bawah tampak kehitaman dengan bulu penutup sayap bagian bawah merah.
Iris kuning, paruh merah (jantan) atau coklat (betina), kaki abu-abu kebiruan.
Suara:
Biasanya berkicau sambil terbang, suara lengking melodius ”ci-ci-ci” atau ”ciw-ii”.
Penyebaran global:
Semenanjung Malaysia, Sumatra, Riau, Lingga, Bangka, Simeleu, Mentawai, dan Kalimantan.
Penyebaran lokal:
Umum dijumpai di hutan dataran rendah, hutan rawa, hutan mangrove, dan lahan garapan, sampai ketinggian 700 m.
Kebiasaan:
Terbang cepat persis di atas tajuk pohon. Hidup berkelompok dalam jumlah kecil. Menyukai tajuk-tajuk pohon terbuka.

Labels: , ,

Serindit Papua

Sumber gambar: John Gould @oiseaux.net

Orange-fronted Hanging-parrot

Loriculus aurantiifrons Schlegel, 1873

Deskripsi:
9,5 cm. Berukuran sangat kecil dan berwarna hijau terang lembut. Terdapat bercak merah di tenggorokan, dada, dan tunggir. Jantan berdahi jingga-kuning. Remaja, tidak terdapat warna merah pada tenggorokan. Ketika terbang, sayap bawah biru terang. Jantan beriris putih, sedangkan betina berwarna gelap.
Perilaku:
Sendirian, berpasangan, atau dalam kelompok kecil sampai 5 individu. Burung yang sangat jarang terlihat, biasanya dikenali dari suara panggilannya ketika terbang cepat di atas kanopi. Mungkin memakan bunga-bungaan dan serangga. Menempati habitat hutan dan hutan sekunder.
Suara:
”tseo tseo tseo” parau, mendesis, bernada tinggi, dan terdengar cepat yang menjadi penunjuk kunci untuk menemukan keberadaan burung tersebut. Suara kadang terangkai dalam nada sederhana.
Persebaran:
Seluruh dataran rendah Papua, P. Misool, P. Waigeo, P. Karkar, P. Goodenough, dan P. Fergusson sampai ketinggian 300 m (jarang sampai 1200 m). Juga terdapat di Kep. Bismarck.

Labels: ,

Serindit Flores

Sumber gambar: burung.org

Wallace’s Hanging-parrot

Loriculus flosculus Wallace, 1864

Deskripsi:
12 cm. Hijau, tunggirnya merah; paruh merah. Jantan: bintik-tenggorokan merah. Betina: bintik-tenggorokan kurang merah atau tidak ada.
Suara:
Suara saat terbang strrt strrt berciut-ciut tajam, lebih keras dan bernada lebih rendah dari suara panggilan yang dikeluarkan saat bertengger, lebih mengingatkan kepada suara burung cabai Dicaeum sp. Juga suara chi-chi-chi-chi-chi yang sedikit parau, pada saat memperlihatkan gaya terbang.
Persebaran:
Endemik Indonesia, populasi alaminya hanya ditemukan di daerah Nusa Tenggara.
Kebiasaan:
Biasanya berpasangan atau kelompok kecil hingga 10 ekor, adakalanya 20 ekor, makan di pohon ara atau terbang di atas kanopi. Lebih menyukai makan buah di pohon ara tapi juga makan di pohon lain yang bertangkai buah frambus atau berbunga dan berpucuk. Bersuara terus menerus ketika terbang dan makan. Mendiami hutan pegunungan pada ketinggian 400-1000m yang banyak ditumbuhi pohon buah-buahan.
Status:
Meskipun jarang dijadikan peliharaan, burung ini terancam kepunahan akibat dari kerusakan dan fragmentasi hutan yang menjadi habitat mereka. Populasi burung di alam 2500-10.000 individu dengan status: Endangered-IUCN, Apendix II-CITES.

Serindit Jawa

Sumber foto: Swiss Winasis

Yellow-throated Hanging-parrot
Loriculus pusillus G. R. Gray, 1859

Deskripsi:
Nuri berukuran sangat kecil (12 cm), berwarna hijau dengan tunggir merah. Tubuh bagian atas hijau terang. Tubuh bagian bawah hijau-kuning, tunggung dan penutup ekor merah membara, ada bercak kuning pada tenggorokan (betina dan burung muda: bercak jauh lebih kecil).
Iris dan paruh kuning, kaki jingga.
Suara:
Dentangan berdesir: “srii-ii” pada waktu terbang.
Penyebaran global:
Endemik di Jawa dan Bali.
Penyebaran lokal dan status:
Di Jawa dan Bali, umum ditemukan di hutan hujan, dari ketinggian permukaan laut sampai 2.000 m, mungkin nomaden (sering berpindah-pindah) dan mudah terlewatkan (tidak teramati).
Kebiasaan:
Terbang cepat di atas hutan dalam kelompok kecil, dengan kepakan sayap yang menderu sambil berteriak-teriak. Memakan bunga-bungaan, kuncup bunga, dan buah-buahan kecil. Merayap dan merangkap pada dahan-dahan pohon dengan gaya yang lucu. Sulit dilihat karena ukurannya kecil dan warna hijaunya. Memiliki kebiasaan aneh, yaitu tidur bergantung dengan kepala di bawah. Betina sering tampak membawa bahan-bahan sarang yang diselipkan di antara bulu-bulu tunggirnya.
Catatan:
Beberapa penulis menempatkan jenis ini ke dalam Serindit Loriculus vernalis, tetapi perbedaan warna dan penyebarannya yang terputus merupakan bukti keabsahan sebagai jenis tersendiri.

Labels: , ,