Nuri-raja Papua

Sumber foto: Ian @pbase.com

Red-winged Parrot
Aprosmictus erythropterus (Gmelin, 1788)

Deskripsi:
31 cm. Hijau terang, ramping, dan berekor panjang. Sayap berbercak merah dan tunggir biru. Jantan memiliki punggung hitam dan bercak merah di sayap lebih besar. Betina berpunggung hijau.
Perilaku:
Berpasangan atau tergabung dalam kelompok besar sampai lebih dari 50 ekor. Terbang ringan dan agak tidak menentu. Burung arboreal yang memakan biji-bijian, buah-buahan, bunga-bungaan, dan serangga di savana dan kawasan terbuka yang ditumbuhi pepohonan.
Suara:
Tajam dan tegas seperti palu, juga serangkaian suara seperti elang-alap.
Persebaran:
Savana terbuka di Trans-Fly, antara muara S. Digul dan S. Fly, serta di dekat permukaan laut Papua. Juga terdapat di Australia.

Labels: ,

Nuri-raja Ambon

Sumber foto: Medh Halaoute

Moluccan King Parrot
Alisterus amboinensis (Linnaeus, 1766)

Deskripsi:
38 cm. Sayap seluruhnya hijau gelap. Jantan dan betina mirip.
Perilaku:
Mirip dengan Nuri-raja Sayap-kuning. Makanan: termasuk buah Lithocarpus dan buah-buahan keras lainnya.
Suara:
Mirip dengan suara panggilan Nuri-raja Sayap-kuning
Persebaran:
Kelompok Pulau Papua Barat dan Daerah Kepala Burung ke arah barat sampai Teluk Cendrawasih, Peg. Weyland, dan agak ke timur di Teluk Etna, juga di Kep. Maluku. Dapat ditemukan sampai ketinggian 1200 m.

Nuri-raja Sayap-kuning

Sumber gambar: animalpicturesarchive

Papuan King Parrot

Alisterus chloropterus (W. Ramsay, 1789)

Deskripsi:
38 cm. Ekor panjang kehitaman, iris merah, dan sayap hijau. Jantan, kepala dan tubuh bagian bawah merah, bahu berbercak hijau berpendar, tengkuk dan tunggir biru. Betina memiliki topi, sayap, dan punggung hijau. Sedangkan dada dan perut merah. Remaja mirip dengan betina. Di populasi barat-laut, betina seperti jantan, tetapi tanpa tengkuk biru.
Perilaku:
Sendirian, berpasangan, atau dalam kelompok-kelompok kecil sampai 10 ekor. Menghuni hutan bagian dalam, kurang umum di hutan sekunder. Memakan biji-bijian di seluruh lapisan hutan. Penerbang yang gesit dan indah dengan kepakan sayap yang dalam.
Suara:
Tanda bahaya ”shhhk!” atau ”keek!” tajam yang diulang-ulang ketika terbang. Mengeluarkan rangkaian suara ”eree eree eree eree .....” yang meratap, agak meninggi, metalik, dan bernada tinggi yang nadanya menurun secara bertahap saat bertengger.
Persebaran:
Di seluruh pegunungan Papua, kaki bukit sampai ketinggian 1800 m. Tidak terdapat di Daerah Kepala Burung (dan Teluk Cendrawasih?) dimana populasinya digantikan oleh Nuri-raja Ambon.

Labels: ,

Nuri-macan Brehm

Sumber gambar: animalpicturesarchive.com

Brehmn’s Tiger Parrot
Psittacella brehmnii Schlegel, 1873

Deskripsi:
19-24 cm. Berukuran sedang, penutup ekor bawah merah, kepala hijau khaki, punggung dan tunggir berpalang. Batas antara muka dan tenggorokan khas berwarna seragam zaitun dan dada bagian atas hijau terang (jantan) atau berpalang kuning dan hitam (betina). Jantan dengan kilap kuning di sisi leher.
Perilaku:
Mencari makan di berbagai lapisan hitan, tetapi lebih sering ditemukan di perdu dan rerumputan di tepi hutan, memakan biji-bijian dan buah-buahan yang lebih terbatas jenisnya. Terbang dalam jarak dan durasi yang pendek diatas kanopi. Burung yang jinak, biasanya sendirian atau dalam kelompok kecil sampai 4 ekor. Memungut kerikil halus dari jalan setapak. Burung yang umum tetapi tidak mencolok.
Suara:
Suara panggilan yang jelas ”ee yurr” yang terdengar sedih.
Persebaran:
Jajaran Pegunungan Tengah Papua, semenanjung Daerah Kepala Burung dan Huon, pada ketinggian 1500-2600 m.

Labels: ,

Nuri-macan Berbiru

Sumber gambar: animalpicturesarchive.com

Painted Tiger Parrot
Psittacella picta Rothschild, 1896

Deskripsi:
19 cm. Nuri yang pendiam dari perdu tengah pegunungan. Mahkota dan tengkuk coklat merah, bulu ekor bawah merah, dan pada populasi dari timur, tunggir coklat merah. Jantan, dada bagian atasnya kebiruan, tidak berpalang, dan pipi kebiruan (populasi barat) atau coklat (populasi timur). Betina berpipi biru dan berpalang.
Perilaku:
Seperti jenis nuri-macan lainnya. Sangat jinak, umumnya di perdu subalpin yang tinggi.
Suara:
Di timur ”nhree a rehn” sengau, agak berirama. Di barat “err eee” mengingatkan pada suara isap-madu Ptilorprora.
Persebaran:
Jajaran Pegunungan Tengah, pada ketinggian 2500 m sampai batas tumbuhnya pohon. Tidak ditemukan di jajaran pegunungan yang terpencil.

Labels: ,

Nuri-macan Sederhana

Sumber gambar: John Gould@www.oiseaux.net

Modest Tiger Parrot
Psittacella modesta Schlegel, 1873

Deskripsi:
15 cm. Berwarna zaitun dan hijau, berukuran kecil dengan bulu ekor bawah merah. Kepala dan punggung, bagian tepi bulunya berlekuk-lekuk gelap samar. Jantan berkepala coklat bersambung dengan hijau pada dada di bagian bawah lipatan sayap. Kerah leher bagian belakang kuning (tidak terdapat pada burung-burung dari Daerah Kepala Burung). Betina seperti jantan tetapi berpalang hitam dan bagian bawah berulas kemerahan, kerah kuning tidak ada.
Perilaku:
Tidak mencolok. Biasa ditemui di lapisan tengah hutan, berjalan perlahan-lahan atau melompat-lompat di sepanjang dahan pohon. Duduk dengan pasif, dan jarang terbang. Menghuni hutan dan tepi hutan, memakan biji-bijian dan buah-buahan kecil, menghuni daerah yang lebih tinggi daripada Nuri-macan Madarasz dimana kedua jenis terebut sama-sama terdapat di Jajaran Pegunungan Tengah.
Persebaran:
Pegunungan Papua bagian barat dan bagian tengah, dari Daerah Kepala Burung ke timur sampai G. Hagen, Dataran Tinggi Tengah, pada ketinggian 1700-2800 m.

Labels: ,

Nuri-macan Madarasz

Sumber foto: Ashley Banwell @worldbirders.com

Madarasz’s Tiger Parrot
Psittacella madaraszi A.B. Meyer, 1886

Deskripsi:
15 cm. Nuri yang pendiam, tidak mencolok, berwarna hijau dengan bulu ekor bawah merah. Jantan berkepala coklat bersambung hijau di dada pada lipatan sayap. Betina seluruhnya hijau dengan palang hitam tipis dari mahkota sampai tunggir, tengkuk berulas jingga, dahi berulas biru. Tubuh bagian bawah tidak berpalang.
Perilaku:
Beristirahat dengan pasangan di hutan bagian dalam, mengeluarkan suara panggilan petang hari.
Suara:
Suara panggilan yang menyayat, lembut, mudah terabaikan dan semakin meninggi, mengingatkan pada suara panggilan Psittacella lainnya, tetapi dengan mudah dapat dibedakan: ”huwee hee” atau ”whreen? Whriin?” atau ”ee o ee” yang tinggi.
Persebaran:
Pegunungan di Semenanjung Huon dan Jajaran Pegunungan Tengah, pada ketinggian 1200-2500 m (jarang dekat permukaan laut di perbukitan pada jurang bagian selatan).

Labels: ,

Nuri Tanau

Sumber foto: John Wright@Oriental Bird Images

Blue-rumped Parrot
Psittinus cyanurus (Forster, 1795)

Deskripsi:

Berukuran agak kecil (18 cm), berwarna hijau dengan ekor membulat. Jantan: kepala biru yang jelas, punggung kehitaman, bercak merah di pundak, punggung bagian bawah dan tungir biru, paruh merah. Betina: kepala coklat, punggung tidak begitu biru, paruh coklat. Ketika terbang sayap bagian bawah tampak kehitaman dengan bulu penutup sayap bagian bawah merah.
Iris kuning, paruh merah (jantan) atau coklat (betina), kaki abu-abu kebiruan.
Suara:
Biasanya berkicau sambil terbang, suara lengking melodius ”ci-ci-ci” atau ”ciw-ii”.
Penyebaran global:
Semenanjung Malaysia, Sumatra, Riau, Lingga, Bangka, Simeleu, Mentawai, dan Kalimantan.
Penyebaran lokal:
Umum dijumpai di hutan dataran rendah, hutan rawa, hutan mangrove, dan lahan garapan, sampai ketinggian 700 m.
Kebiasaan:
Terbang cepat persis di atas tajuk pohon. Hidup berkelompok dalam jumlah kecil. Menyukai tajuk-tajuk pohon terbuka.

Labels: , ,

Serindit Papua

Sumber gambar: John Gould @oiseaux.net

Orange-fronted Hanging-parrot

Loriculus aurantiifrons Schlegel, 1873

Deskripsi:
9,5 cm. Berukuran sangat kecil dan berwarna hijau terang lembut. Terdapat bercak merah di tenggorokan, dada, dan tunggir. Jantan berdahi jingga-kuning. Remaja, tidak terdapat warna merah pada tenggorokan. Ketika terbang, sayap bawah biru terang. Jantan beriris putih, sedangkan betina berwarna gelap.
Perilaku:
Sendirian, berpasangan, atau dalam kelompok kecil sampai 5 individu. Burung yang sangat jarang terlihat, biasanya dikenali dari suara panggilannya ketika terbang cepat di atas kanopi. Mungkin memakan bunga-bungaan dan serangga. Menempati habitat hutan dan hutan sekunder.
Suara:
”tseo tseo tseo” parau, mendesis, bernada tinggi, dan terdengar cepat yang menjadi penunjuk kunci untuk menemukan keberadaan burung tersebut. Suara kadang terangkai dalam nada sederhana.
Persebaran:
Seluruh dataran rendah Papua, P. Misool, P. Waigeo, P. Karkar, P. Goodenough, dan P. Fergusson sampai ketinggian 300 m (jarang sampai 1200 m). Juga terdapat di Kep. Bismarck.

Labels: ,

Serindit Flores

Sumber gambar: burung.org

Wallace’s Hanging-parrot

Loriculus flosculus Wallace, 1864

Deskripsi:
12 cm. Hijau, tunggirnya merah; paruh merah. Jantan: bintik-tenggorokan merah. Betina: bintik-tenggorokan kurang merah atau tidak ada.
Suara:
Suara saat terbang strrt strrt berciut-ciut tajam, lebih keras dan bernada lebih rendah dari suara panggilan yang dikeluarkan saat bertengger, lebih mengingatkan kepada suara burung cabai Dicaeum sp. Juga suara chi-chi-chi-chi-chi yang sedikit parau, pada saat memperlihatkan gaya terbang.
Persebaran:
Endemik Indonesia, populasi alaminya hanya ditemukan di daerah Nusa Tenggara.
Kebiasaan:
Biasanya berpasangan atau kelompok kecil hingga 10 ekor, adakalanya 20 ekor, makan di pohon ara atau terbang di atas kanopi. Lebih menyukai makan buah di pohon ara tapi juga makan di pohon lain yang bertangkai buah frambus atau berbunga dan berpucuk. Bersuara terus menerus ketika terbang dan makan. Mendiami hutan pegunungan pada ketinggian 400-1000m yang banyak ditumbuhi pohon buah-buahan.
Status:
Meskipun jarang dijadikan peliharaan, burung ini terancam kepunahan akibat dari kerusakan dan fragmentasi hutan yang menjadi habitat mereka. Populasi burung di alam 2500-10.000 individu dengan status: Endangered-IUCN, Apendix II-CITES.

Serindit Jawa

Sumber foto: Swiss Winasis

Yellow-throated Hanging-parrot
Loriculus pusillus G. R. Gray, 1859

Deskripsi:
Nuri berukuran sangat kecil (12 cm), berwarna hijau dengan tunggir merah. Tubuh bagian atas hijau terang. Tubuh bagian bawah hijau-kuning, tunggung dan penutup ekor merah membara, ada bercak kuning pada tenggorokan (betina dan burung muda: bercak jauh lebih kecil).
Iris dan paruh kuning, kaki jingga.
Suara:
Dentangan berdesir: “srii-ii” pada waktu terbang.
Penyebaran global:
Endemik di Jawa dan Bali.
Penyebaran lokal dan status:
Di Jawa dan Bali, umum ditemukan di hutan hujan, dari ketinggian permukaan laut sampai 2.000 m, mungkin nomaden (sering berpindah-pindah) dan mudah terlewatkan (tidak teramati).
Kebiasaan:
Terbang cepat di atas hutan dalam kelompok kecil, dengan kepakan sayap yang menderu sambil berteriak-teriak. Memakan bunga-bungaan, kuncup bunga, dan buah-buahan kecil. Merayap dan merangkap pada dahan-dahan pohon dengan gaya yang lucu. Sulit dilihat karena ukurannya kecil dan warna hijaunya. Memiliki kebiasaan aneh, yaitu tidur bergantung dengan kepala di bawah. Betina sering tampak membawa bahan-bahan sarang yang diselipkan di antara bulu-bulu tunggirnya.
Catatan:
Beberapa penulis menempatkan jenis ini ke dalam Serindit Loriculus vernalis, tetapi perbedaan warna dan penyebarannya yang terputus merupakan bukti keabsahan sebagai jenis tersendiri.

Labels: , ,